Monday, February 23, 2015

Film Indonesia Romantis

Film Indonesia Romantis
Romantis berarti bercerita tentang cinta, hubungan antara kedua insan manusia yang berlainan jenis yang memiliki perasaan saling sayang menyanyangi diantara mereka, melewati berbagai cobaan hidup dan cinta dengan impian suatu waktu nanti akan bersatu dalam sebuah pernikahan suci.
Dalam perjalanan cinta inilah berbagai suka duka akan mereka lewati yang akan membuat cinta mereka akan semakin kokoh atau semakin goyah dan semua itu adalah sebuah keputusan dari sebuah cinta.

Dan film-film Indonesia sangatlah ahli dalam meramu pesona cinta ini bahkan terkadang dibumbui dengan konflik agama, konflik keluarga dan berbagai macam konflik yang membuat sebuah film akan semakin seru dan membuat para penontonnya meneteskan air mata.

Di antara film-film indonesia box office yang terkenal seperti Ayat-Ayat Cinta, Camelia, Pacar Ketinggalan Kereta, dengan pemain-pemain yang sangat terkenal mampu menggungah emosi penonton dengan bahasa yang halus dan gerak-gerik tubuhnya.

Film-film romantis di Indonesia sedikit berbeda dengan film romatis model negara barat atau Amerika pada umumnya ataupun India. Indonesia umumnya lebih bersifat sopan tanpa ada bumbu seks namun tetap ada wanita cantik, pria gagah, dan perkelahian bisa dikatakan ada bumbu actionnya atau bila tidak action adalah derai air mata.

Namun saat ini cerita romatis ini juga dipadukan dengan bumbu komedi sehingga tidak melulu melihat adegan berkelahi, tetapi juga adegan yang lucu yang membuat penonton tertawa.

Hal ini bertujuan untuk membuat cerita film-film romantis ini tidak terlihat berat dan tetap nyaman ditonton, soal para pemain film romantis pada umumnya adalah pemain-pemain yang telah memiliki nama besar sehingga tidak perlu diragukan lagi kehebatan mereka membuat penonton terpaku dan terbawa oleh aliran cerita yang telah dibuat.

Nama Sophian Sophan dan Widia Wati adalah salah satu pasangan yang selalu dapat merebut hati penonton yang suka akan film romantis, bahkan banyak yang menjadikan mereka pasangan yang layak dicontoh dalam berumah tangga.
Selain itu ada nama besar lainnya seperti Rano Karno, seorang pemain film romantis yang sudah senior pula.

Film Indonesia Box Office

Film Indonesia Box Office
Box office adalah film-film dengan tingkat penonton yang sangat tinggi bahkan dalam waktu satu hari bisa sampai ribuan orang bahkan lebih yang menonton film tersebut.

Untuk produksi Holywood atau film produksi Amerika Serikat hitungan box office adalah tingkat dunia bukan hanya di bioskop Amerika Serikat saja tetapi lebih dari itu hingga ke bioskop seluruh dunia.

Dan itu sangat mungkin tercapai karena memang kualitas pembuatan film-film holywood sangat bagus dan selain itu promosinya pun juga sangat gencar sehingga begitu film keluar akan langsung ditonton banyak orang.

Maka tidak heran bila penghasilan para produser dan pemain film sekelas Holywood sangatlah tinggi. Lalu bagaimana dengan film Indonesia, film Indonesia yang masuk box office pada jaman dulu adalah film-film yang banyak ditonton oleh orang-orang di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya.

Untuk saat ini hal tersebut tidak berlaku lagi, karena sudah banyak film-film Indonesia yang di export ke luar negeri. Contohnya adalah Ayat-Ayat Cinta, Assalamualaikum Beijing, The Raid, dan masih banyak film lainnya.

Dan semua film tersebut masuk dalam kategori film Indonesia box office, film-film tersebut pada umumnya memiliki cerita yang bagus dan juga dapat diterima oleh kalangan karena bisa ditonton oleh semua umur.

Dan tentu saja dalam jajaran pemain dan sutradara adalah mereka yang telah dikenal senior dan memiliki pengalaman yang tidak sedikit dalam pembuatan film. Karena bagaimanapun pengalaman sangat menentukan dalam suatu pekerjaan.

Semakin berpengalaman seseorang di bidang tertentu maka semakin ahli dia dibidang tersebut. Begitu pula dengan para sutradara dan pemain film-film box office, mereka adalah orang-orang yang sudah lama menjadi sutradara dan pemain film sehingga setiap karakter dan cerita yang diberikan kepada mereka bisa mereka jalankan dengan baik dan memberikan hasil yang sangat bagus, walaupun tetap saja dibutuhkan dana dan kerja keras yang tidak sedikit tetapi kerja keras tersebut akan terbayar lunas ketika film Indonesia berkualitas didapatkan.

Sunday, February 22, 2015

Saatnya Film Indonesia Berkualitas Unjuk Gigi


Bicara soal film yang berkualitas, dunia perfilman kita memang masih kekurangan film-film seperti itu. Karena yang kita butuhkan bukan sekedar film hantu-hantuan atau film komedi kacangan, atau film roman picisan yang membuat penonton ketiduran di tengah jalan, atau merasa rugi buang-buang duit setelah menontonnya.

Film komedi tidak seharusnya hanya mengumbar kelucuan yang dipaksakan, mengandalkan tokoh bencong, mencela fisik, atau hanya mengandalkan slapstik. Kita butuh komedi yang cerdas, bukan sekedar mengumbar kebodohan.

Film drama tidak seharusnya hanya menceritakan cinta buta, menceritakan sisi kehidupan orang kaya yang berfoya-foya, atau kisah-kisah yang mengangkat tema percintaan yang tidak mendidik bahkan cenderung merusak moral anak bangsa.

Sudah cukup dunia perfilman kita didominasi oleh film-film tidak bermutu yang hanya mengumbar aurat sebagai daya tarik filmnya, sudah cukup pula dunia film Indonesia didominasi genre tertentu saja, karena pada kenyataannya pasti banyak seniman muda yang memiliki inspirasi lebih baik yang dapat mengharumkan perfilman Indonesia tetapi belum mendapat kesempatan untuk menampilkan karyanya.

Nama aktor dan aktris terkenal bukan jaminan sebuah film bakal booming jika tidak didukung oleh jalan cerita yang menarik. Mungkin sering kita saksikan cerita yang memaksakan mempertemukan aktor dan aktris ternama, tetapi film tersebut tidak sesukses yang diharapkan. Terutama karena jalan ceritanya tidak menarik bahkan cenderung membosankan.

Sebaliknya sering terjadi juga pemeran filmnya tidak begitu terkenal bahkan bisa dibilang pendatang baru, tapi filmnya sukses sehingga ikut mengangkat nama aktor dan aktris pendukungnya.

Tetapi di tahun-tahun belakangan ini kita mulai menyaksikan satu per satu film Indonesia berkualitas tersebut bermunculan, mereka datang dari berbagai genre, dan memuat tema yang positif. Misalnya film Merry Riana yang mengisahkan perjuangan menuju kesuksesan meski hambatan banyak ditemui di tengah jalan. Dan film ini berhasil menembus 1/4 juta penonton dalam waktu kurang dari satu minggu. Ini jelas satu pencapaian yang luar biasa untuk sebuah film Indonesia. Belum lagi film tersebut juga ditonton oleh para pemimpin bangsa Indonesia.

Memang kritikan tentang kesalahan yang ada dalam film tersebut tetap ada, namanya juga sebuah karya pasti tidak ada yang sempurna. Bahkan dalam film-film laris dunia sepanjang masa pun tetap ada hal-hal yang bisa dikritik. Tetapi paling tidak film kita juga sudah dipandang oleh dunia, terbukti dengan penghargaan demi penghargaan yang didapat oleh banyak film Indonesia yang sukses di mata dunia.

Intinya kita tidak perlu membuat film yang super sempurna, tetapi kita butuh film yang bisa menunjukkan bahwa karya asli anak bangsa pun punya kualitas yang bisa dibanggakan. Dan kita bisa melihat berbagai genre film-film Indonesia karya anak bangsa di website kineria.com. Layanan streaming film Indonesia online yang dapat dinikmati dengan biaya yang sangat murah.

Kunjungi website www.kineria.com sekarang juga untuk mengakses film-film Indonesia berkualitas yang bisa ditonton kapan saja di mana saja.

Thursday, February 19, 2015

Film Indonesia Yang Sukses Di Mata Dunia

Film Indonesia Yang Sukses Di Mata Dunia
Ada orang-orang yang skeptis dengan dunia perfilman kita, bahkan ada yang anti dengan film Indonesia karena dinilai tidak berkualitas, tidak seru, dan banyak menjiplak film luar.

Tetapi di balik semua itu, cukup banyak juga film-film Indonesia yang sukses di luar, minimal mendapatkan nominasi dari penghargaan film internasional.

Beberapa film sukses tersebut adalah:

Film komedi Madame X (2010) yang dibintangi Aming ternyata menjadi official selection pada Hongkong International Film Festival 2010 juga mendapatkan nominasi best production design untuk Eros Eflin serta best supporting actress untuk Shanty pada Asian Film Awards 2011.

Rumah Dara (2010) versi panjang yang disutradarai oleh Mo Brothers. Shareefa Daanish yang memerankan Dara berhasil mendapatkan penghargaan Best Actrees pada Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) 2009 di Korea Selatan.

Garuda di Dadaku (2009) karya Salman Aristo dan Ifa Isfansyah dengan produser Shanty Harmain berhasil mendapatkan penghargaan Best Film pada penyelenggaraan Children and Youth Armenia International Film Festival 2010 ke-6.

Sang Pemimpi (2008) film sekuel Laskar Pelangi (2007) ini berhasil memboyong Audience Award dari Udine Far East Film Festival 2010 di Italia dan NETPAC Critics Jury Award dari Singapore International Film Festival 2010. Dan kemudian disusul dengan penghargaan Premio Juvenile Award Fici Children Intenational Film Festival Madrid 2010.

Merantau (2009) berhasil menjadi Best Film dalam ActionFest International Film Festival 2010, Sebuah penghargaan film aksi tahunan yang digelar di Asheville, North Carolina Amerika Serikat pada tanggal 15-18 April 2010. Secara mengejutkan Merantau berhasil mengungguli kandidat lainnya seperti film silat Hong Kong yang dibintangi oleh Donnie Yen, yaitu 14 Blades. Film ini bisa dibilang menjadi kebangkitan film laga Indonesia sehingga layak untuk diberikan predikat film laga Indonesia terbaik.

Jamila dan Sang Presiden (2009) karya Ratna Sarumpaet yang dikirim untuk Academy Award Best Foreign Film 2009 berhasil menyabet dua penghargaan dalam Asian Film Festival Vesoul 2010 di Perancis. Dua penghargan itu adalah Prix de Public dan Prix Jury Lycen. Penghargaan lainnya adalah Best Original Score untuk Thoersi Argeswara dalam Asia Pacific Film Festival 2010.

Perempuan Berkalung Sorban (2009) karya Hanung Bramantyo berhasil mendapatkan penghargaan Best Supporting Actress Asia Pacific Film Festival 2010 untuk aktris senior Widyawati.

Pintu Terlarang (2009) karya terakhir Joko Anwar berhasil menjadi Best Film dalam Puchon International Fantastic Film Festival 2009 dan official selection Golden Kinnaree Award untuk Bangkok International Film Festival 2009. Bahkan pada tahun 2009 film ini ternyata menjadi salah satu dari 100 film terbaik dunia versi majalah “Sight and Soung” Inggris. Cerita film ini diadaptasi dari novel berjudul Pintu Terlarang karangan Sekar Ayu Asmara. Meskipun di Indonesia dianggap kurang sukses, tetapi film ini ditanggapi positif di dunia Internasional saat perilisannya di berbagai festival.

Tiga Doa Tiga Cinta (2008) karya perdana Nurman Hakim mendapatkan nominasi sebagai Best Children’s Feature Film pada Asia Pacific Screen Awards 2009. Kemudian film ini meraih Grand Prize of International Jury pada Vesoul Festival of Asian Cinema 2009 disusul dengan meraih Grand Jury Prize di Vesoul International Film Festival Perancis 2009 juga berhasil meraih best film di Jakarta International Film Festival 2009 (Jiffest). Selain itu 3 Doa 3 Cinta juga masuk seleksi resmi di berbagai festival film international seperti Dubai International Film Festival 2008, Pusan International Film Festival 2009, Goteborg International Film Festival 2009, Asian Pacific Screen Award Australia dan festival lainnya. Film ini juga meraih tujuh nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2008.

Laskar Pelangi (2007) yang merupakan adaptasi dari novel berjudul sama oleh Riri Riza dan Mira Lesmana mendapatkan nominasi untuk 2 Kategori utama pada penyelenggaraan ke-3 Asian Film Awards yang digelar di Hongkong. Nominasi tersebut yaitu Best Editing untuk Dono Waluyo dan Best Film. Laskar Pelangi juga berhasil mendapatkan Signis Award dalam Hongkong International Film Awards 2009 serta penghargaan The Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di International Festival of Films for Children and Young Adults, di Hamedan, Iran. Kemudian pada awal tahun 2010 lalu film ini kembali mendapatkan penghargaan untuk Cut Mini sebagai Best Actress pada Brussels International Independent Film Festival. Dan penghargaan yang paling terbaru adalah menjadi Best Film pada Asia Pacific Film Festival 2010.


Masih ada film-film sukses lainnya seperti The Raid yang mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di kancah perfilman internasional. Yang jelas film Indonesia sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, karena semakin banyak bermunculan sineas muda yang kreatif dengan berbagai karyanya. Dan beberapa karya yang unik tersebut dapat dilihat di website kineria.com yang menyajikan layanan nonton film Indonesia online dengan biaya yang sangat murah. Kunjungi website kineria sekarang juga.

Film Laga Indonesia Terbaik

Film Laga Indonesia Terbaik
Film Indonesia bertema laga sebenarnya banyak sekali yang bagus. Di jaman keemasannya, film-film seperti Jaka Sembung, atau Si Buta Dari Goa Hantu yang dibintangi aktor laga Barry Prima, Advent Bangun, dan Ratno Timoer sempat merajai dunia film persilatan. Semua film tersebut diangkat dari komik-komik yang laris pada masanya.

Meski tehnik perfilman waktu itu masih belum secanggih sekarang, meski koreografi laganya belum terlihat real seperti film-film laga jaman sekarang, tetapi pada jaman itu sudah cukup untuk memvisualisasikan pertarungan yang mendebarkan untuk ditonton.

Tidak seperti film-film Cina yang tetap konsisten menyuguhkan film-film laga yang berkelas, film laga Indonesia sempat surut dan terkesan lenyap di antara film-film bertemakan horror serta yang berbau seks.

Tetapi kebangkitan film laga dimulai dengan munculnya film Merantau yang dibintangi oleh Iko Uwais yang menampilkan adegan laga khas bela diri Indonesia yaitu pencak silat. Bisa dibilang film ini termasuk berani karena menyuguhkan tontonan baku hantam di antara maraknya film-film horror, komedi, dan drama. Tetapi kehadiran ini memberikan warna baru di dunia film laga yang sudah lama vakum.

Menyusul kesuksesan Merantau, munculah film action yang tidak diduga bukan saja mengguncang jagad film Indonesia tetapi juga dunia, yaitu The Raid yang juga dibintangi oleh Iko Uwais. Meski adegan dalam film ini termasuk brutal, tapi The Raid telah menjadi salah satu film Indonesia yang paling fenomenal karena mampu memancing perhatian para sineas dunia. Bahkan konon setelah itu mulai banyak film-film laga Holywood yang meniru gaya pertarungan dalam film The Raid.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa The Raid adalah salah satu film terbaik Indonesia di genre action. Bahkan setelah itu Iko Uwais pun tampil sebagai dalam film yang disutradarai oleh Keanu Reeves yaitu Man of Taichi walaupun hanya muncul sekejap dalam adegan pertarungan melawan Tiger Hu Chen yang menjadi tokoh utama di film tersebut.

Bintang film laga veteran Willy Dozan juga sempat ‘come back’ mewarnai kembali film laga Indonesia dengan Duel: The Last Choice. Hanya saja aksi Willy Dozan di film ini sudah tidak maksimal lagi mengingat usianya yang tak lagi muda. Namun demikian apresiasi tetap patut diberikan atas usahanya membangkitkan kembali film laga Indonesia.

Para penggemar film laga Indonesia tentunya menantikan film-film action berikutnya yang akan menghiasi dunia perfilman Indonesia. Salah satunya dapat anda saksikan di kineria.com yang menyuguhkan berbagai tontonan asyik dari berbagai genre termasuk genre film laga.
Silahkan kunjungi website www.kineria.com untuk info selengkapnya.

Tuesday, February 17, 2015

Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia selain China, selain itu keaneka ragam penduduknya pun sangat banyak sehingga bisa disebut negara yang berBhineka Tunggal Ika.

Maka tidak heran bila banyak sekali budaya dan berbagai macam hal yang dapat di angkat dari bumi Indonesia ini, namun bila menyangkut film maka hal tersebut terkadang bisa luntur.

Film-film yang diproduksi di Indonesia pada umumnya  sangat tergantung dengan selera pasar, tidak seperti di luar negeri dimana film berbagai genre punya penggemar masing-masing. Lihat saja film-film terbaik di Indonesia pada jaman tahun 80 dan 90an dimana terlihat sekali film-film tersebut terpengaruh oleh budaya barat.

Contohnya film seperti catatan si boy, film-film buatan Dono, Kasino, dan Indro walaupun tidak seratus persen meniru budaya yang ada di Amerika dan tetap membawa pesan yang berguna bagi penonton, tetapi masih saja terasa pengaruh dari barat.

Hal ini tidak terlepas dari pendidikan para sutradara, pemain film, dan juga penulis skenario yang memang pada saat itu masih banyak belajar di Amerika dan selain itu pada masa itu film-film yang banyak masuk ke Indonesia berasal dari China dan Amerika, maka tidak heran bila film kedua negara tersebut menjadi bahan acuan untuk pembuatan film dan lagi masyarakat kita memang lebih menyukai film-film berbentuk seperti itu.

Walaupun tetap kita mencoba menggabungkan dengan cerita yang sesuai dengan budaya kita, maka tidak heran bila film seperti Dono, Kasino, dan Indro, catatan si boy menjadi film yang paling banyak ditonton pada masanya bahkan bisa dikatakan film terbaik.

Pengaruh film luar juga terasa kental di film-film horror Indonesia yang banyak meniru hantu-hantu Jepang atau hantu-hantu dari film Asia lainnya seperti Thailand.

Tetapi seiring waktu, film Indonesia mulai berkembang dengan cukup pesat. Para sineas mulai berani membuat film tanpa mengacu dengan film asal luar negeri, tetapi benar-benar hasil pemikiran dan apa yang berkembang di masyarakat.

Contohnya seperti film Ada Apa Dengan Cinta, Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, pada umumnya mereka mengambil dari novel yang telah terbukti menjadi best seller dan bisa dibilang sebagai film-film Indonesia terbaik sepanjang masa di era kebangkitan perfilman Indonesia.

Ini membuktikan bahwa kita mulai memiliki ciri khas sendiri dalam dunia perfilman, dan itulah yang harus dipertahankan, meski tak bisa dipungkiri pengaruh film luar pasti ada, tetapi tidak sampai menghilangkan budaya Indonesia sama sekali.

Karya para sineas muda dalam berbagai genre film Indonesia beberapa di antaranya dapat dilihat di website kineria.com yang mengusung tema film-film Indonesia dan dapat dinikmati dengan biaya yang sangat murah. Jika Anda pecinta sejati film-film Indonesia, maka Anda tidak boleh melewatkan yang satu ini. Silahkan kunjungi website www.kineria.com untuk informasi selengkapnya.

Monday, February 16, 2015

Menuju Kebangkitan Film Indonesia

kebangkitan film indonesia streaming
Kalau kita kembali ke sejarah perfilman Indonesia, tentunya kita ingat betul masa-masa jaya film Indonesia. Berbagai genre mulai dari komedi, drama, horror, dan laga, seolah menjadi tontonan yang mengasyikkan dan sayang untuk dilewatkan.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Benyamin S dengan aksi koplaknya di setiap filmnya? Siapa yang tidak kenal dengan Trio Warkop Dono, Kasino, Indro yang selalu mengundang tawa di setiap filmnya?

Siapa tidak kenal Barry Prima dan Advent Bangun di film-film laga Indonesia?

Siapa yang tidak kenal dengan Susanna di film-film horrornya? Rano Karno, Yessy Gusman, Roy Martin, dan aktor-aktris film drama lainnya?

Dan masih banyak lagi film-film legendaris dengan aktor dan aktris legendaris yang mungkin generasi saat ini sudah tidak ada yang mengenalnya.

Setelah era mereka berlalu, film Indonesia mulai mengalami kejenuhan. Mungkin Anda masih ingat film-film Warkop pun mulai berbumbu wanita-wanita seksi berbikini dan komedi slapstick yang cuma bisa bikin orang nyengir daripada ketawa.

Mungkin juga Anda ingat film-film bertemakan seks mulai merajai perfilman. Dan hal itu berlangsung selama bertahun-tahun, dunia perfilman Indonesia mulai mengalami krisis film-film berkualitas.

Adalah film Petualangan Sherina yang memulainya, sehingga bisa dibilang film ini adalah film drama musikal keluarga yang terbaik yang pernah ada di Indonesia.

Dan yang lebih fenomenal lagi adalah munculnya drama remaja Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang waktu itu menyedot perhatian para remaja, sehingga banyak yang mulai menyukai puisi dan sastra.

Bahkan bisa dibilang daya magis film AADC belum pudar hingga sekarang, dan masih melekat di hati para penggemarnya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya mini drama lanjutan AADC yang sebenarnya hanyalah promosi dari LINE, tetapi mini drama ini cukup menghebohkan meskipun ada yang nyinyir juga karena kok Cinta mau-maunya menunggu hingga 12 tahun berlalu.

Setelah AADC, film horror Indonesia pun mengalami kebangkitan dengan munculnya film Jelangkung yang menyuguhkan film horror berkualitas. Setelah Jelangkung, maka film-film horror lain pun mulai bermunculan sehingga Indonesia sempat dirajai oleh film-film horror mulai dari yang kacangan hingga yang benar-benar bagus.

Berbagai trend silih berganti mewarnai dunia perfilman Indonesia, saat ini bisa dibilang film Indonesia sudah mulai bangkit kembali meski masih kurang berwarna, dan kita masih perlu karya-karya para sineas muda yang memiliki semangat tinggi untuk memajukan dunia perfilman Indonesia.

Kabar baiknya adalah, saat ini banyak sineas muda yang mulai unjuk gigi memperlihatkan karya terbaik mereka meski dalam bentuk film-film pendek. Dan kita bisa melihat karya mereka tersebut di website yang menyajikan layanan Nonton film Indonesia streaming yaitu kineria.com. Berbagai genre mulai dari drama, horror, komedi, hingga animasi ada di sini. Dan Anda dapat menikmati semua film-film tersebut dengan biaya yang sangat murah. Selalu ada yang baru di kineria sebagai tempat nonton film Indonesia online yang paling asik.

Anda penyuka film Indonesia dari berbagai genre? Silahkan kunjungi website kineria.com dan nikmati pengalaman baru nonton streaming film Indonesia.